Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

الأربعاء، 3 أبريل 2019

Menulis vs membaca

Menulis vs membaca
Membaca vs menulis
Menulis memang tidak semudah membaca dan membaca juga tidak semudah menulis. Kok bolak balik dan pernyataan yang saling berlawanan.

Tulisan ini dibuat untuk menghibur saya sendiri dan mengisi kekosongn setelah sekian waktu gak ada tulisan yang saya buat di blog ini.

Sedikit menduga-duga apakah menulis bukan style saya, atau memang malas untuk menulis.

Untuk menjaga ciri khas sebagai seorang yang tidak mudah diterka dalam kepribadian yaa saya mencoba menulis ini.
Pengakuan menulis tidak semudah membaca saya dapat dari hasil perbandingan aktivitas beberapa waktu ini antara kegiatan menulis dengan membaca, ternyata membaca lebih sering saya lakukan ketimbang menulis. Apalagi sudah lama juga saya tidak menulis disini.

Membaca mungkin lebih mengasyikan ketimbang menulis sebab enggak perlu banyak mikir yaa baca saja dan nikmati kalimat demi kalimat, kata per kata, dan huruf per huruf. Enggak banyak energi yang terpakai justru membaca membuat saya rileks sambil menikmati waktu santai. Membaca apa saja saya lakukan. Dari mulai koran, majalah, kolom berita elektronik, chat WA di grup, Berita di IG, Twitter dan lain-lain. Dan saya hanya sekedar membaca tanpa memberi komentar disemua media yang saya baca. Lagi-lagi alasannya cuma satu "malas mikir" hehehehe ,,,

Dengan membaca saya seolah saya benar-benar sedang berbincang dengan pikiran si penulis. Ada penulis yang memang denhan tulus memberi informasi dan pengetahuan untuk pembacanya, ada penulis yang mengajak bodoh pembacanya, dan enggak sedikit penulis yang memang benar-benar bodoh tapi sok- so'an menulis (ini seperti saya hehehe)

Singkat kata dengan membaca saya berusaha mengetahui karakter serta kepribadian si penulis.

Lalu bagaimana dengan pernyataan membaca tidak semudah menulis. Nahh ,,, ternyata eh ternyata (terorejing) dari banyak membaca juga saya sadari bahwa tidak semua dugaan/ prediksi/ simpulan saya tentang dalemannya eh keperibadian si penulis dapat kita simpulkan dengan mudah. Ada penulis yang seolah sengaja ingin menunjukan/ memberikan keleluasaan menilai kepada pembaca. Penilaian positif dan negatif siap dia terima. Apalagi terhadap pembaca yang tidak mau menilai seperti saya, hehehe

Teringat sebuah kisah sufiesme seorang arif billah yang suatu ketika terpaksa harus mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pokok dirinya. Bertemulah ia dengan seorang saudagar lalu ia ditanya. "Kamu mau mintak pekerjaan apa? Apa kebisaanmu?". Dengan enteng dia menjawab "saya bisa menulis tuan tapi saya tidak bisa membaca". "Ya sudah silahkan kamu menulis sekarang" sembari menyodorkan kertas dan alat tulis kepada sang arif billah. Ia mulai menulis sambil diamati oleh calon majikannya.
Ia menulis dengan cepat lembar perlembar tapi tidak jelas apa yang ia tulis. Pada lembar ketiga kesabaran si tuan menipis. Di berhentikannya sang arif billah sambil berkata "kamu itu nulis apa? Kok enggak jelas. Coba kamu baca tulisanmu itu?". Jelas enteng saja beliau menjawab "tadikan sudah saya bilang tuan. saya hanya bisa menulis, enggak bisa membaca. Kenapa sekarang saya diminta membaca?  ,,,,,, sang majikan tepok jidat ,,, hadeuuuhhh
Kisah diatas berisi sindiran buat kita sebagai anak zaman now, saat ini banyak manusia yang mampu menulis  setiap gerak langkah hidup dan kehidupannya, tetapi tidak mampu membaca nilai-nilai kebenaran/ hikmah atas perilaku apa yang dia tuliskan sebagai bagian dari kisah hidupnya...

3 April 2019/ 27 Rojab 1439 H 02.00